Wednesday, February 22, 2012

February...


Unforgettable February
It’s still rainy when February comes, but not too heavy. Sometimes it’s only drizzle. I love to see and hear the raindrops fallen down. It makes me feel comfort.
                February… February… February! The month when the first time I inhaled and exhaled the free air, saw people’s face, heard sounds, listened voices, felt the smoothness and the roughness – the warm and the coziness hugs and kisses, and tasted the appetizing breast-milk.

                When I was just a little girl, I asked my mother what would I be
                Would I be pretty? Would I be rich? Here’s what she said to me
                Que sera sera, whatever will be will be
                The future is not ours to see
                Que sera sera, what will be will be …

My family never holds any party to celebrate birthday. Birthday is not truly matter. It’s not extraordinary day. Nothing’s really special but prayers we got on that day. When we get our birthday, means we are getting older and more mature we should be.
                It’s all started when I was in middle school, then it continued to high school, university and up till now – at work. When the February comes, then I would usually receive many gifts, cards and chocolates from some classmates, closer friends and boys.
February, first time I felt in love with someone and had a date.  If I could marry in February, too….ough…it’s only a dream! Wow!!! How could I forget February? How blessed I feel in this month! No!!!! I am blessed every single day. That’s what I should be more grateful to Allah and thankful to people and surroundings.
These pictures were evidence of happiness that I got in February: 



Saturday, February 11, 2012

Life is ....Personal Project


Bukan Memarahi, tapi Meramahi Masalah....


Tuhanku Yang Maha Lembut,

Terima kasih atas pengertian bahwa "Masalah adalah tanda kelasku."

"Masalah besar adalah untuk orang besar, dan masalah kecil untuk orang kecil."

Engkau tak akan memasukkanku ke dalam masalah yang tak dapat kuatasi, maka jika aku menguatkan diri untuk menghadapi masalah - ia akan selesai.

Tapi, jika aku lari, masalah yang lebih besar akan datang menyusuliku.

Jika dengan masalah kecil saja, aku sudah hampir kehabisan nafas, kapankah aku bisa sampai pada kelas pribadi dengan masalah yang lebih besar?

Tugasku bukanlah untuk menghapus masalah - karena itu tidak mungkin, tapi menjadi pribadi yang mengupayakan kebaikan karena masalahku.

Maka di hari yang penuh kemungkinan ini, aku mohon Engkau membantuku untuk tidak memarahi masalahku, tapi meramahinya dengan penerimaan yang baik, tulus mengunduh pengertian yang datang bersamanya, dan mengupayakan kebaikan karenanya.

Tuhan, jadikanlah kekasih kecilMu ini jiwa yang tabah dalam kesulitan dan penuh syukur dalam rezeki yang baik.

Aamiin

Dikutip dan dimodifikasi dari akun facebook Mario Teguh

Life is ...Just Read



What will Happen If All the World's Cats Dead?

Maybe you're not a cat lover. Maybe you do not like that lazy animals. When you see a cat lounging on a chair, sleeping all day and only occasionally glanced at the window, or stretched, you immediately think they are useless animals.

But actually, they just act casual - as usual. Experts say, if all the cats in the world would suddenly die there will be a disaster.

Cats, both wild and pet, seemed only to live depends on our food. But according to Alan Beck, professor of veterinary medicine at Purdue University, cats are predators hunting experts with expertise and rapid adaptation.

"They are good prey on smaller animals, and can survive even if their prey is low," said Alan told Life's Little Mysteries, a derivative from the LiveScience website, as published on Yahoo! News.

And that is why we would feel lost if they all suddenly died. Cats play an important role in eradicating pests and rodents cecurut in fields and barns. In India, says Alan, a cat holding an important factor in the success of the harvest.

In short, humans may be right to feed the cat. But no cats, food for humans will also be less.

They are suddenly no more cats who inhabit this world, the rodent population will clearly increase. How drastic? Here is the brief description:

1997 study in England revealed an average domestic cats brought home 11 dead animals - mice, birds, frogs, etc. - within six months. That means 9 million cats kill nearly 200 million wild animals per year.

While in New Zealand, a study in 1979 found that while there is almost extinct cat, rat population increased by four times faster.

There are other side effects. In New Zealand, if the rat population is increasing (because there is no cat), the populations of sea birds come down drastically. Why, mice prefer to prey on seabird eggs. Rat predator populations (outside cat) will also increase.

"All species have a mutual influence," says Alan. And do not forget the emotional side that will be encountered by humans when all the cats died: "In this country, many people love cats. It's a lot more dogs, but cats are preferred for caressing. They are easily treated and his face 'pedomorphic' [ resemble the children]. "

While more homes are getting a dog (38 percent) than cats (34 percent), but the number of pet cats than dogs because more cat owners keep more than one cat. Cats as pets is preferred to be stroked, easy to maintain, and face more pedomorphic (more like children). "

Apa yang akan Terjadi Jika Seluruh Kucing di Dunia Mati?

Mungkin Anda bukan seorang pecinta kucing. Mungkin Anda tidak suka dengan hewan malas tersebut. Ketika Anda melihat seekor kucing bermalas-malasan di kursi, tidur sepanjang hari dan hanya sesekali menggeliat atau melirik ke jendela, Anda langsung berpikir mereka adalah hewan tidak berguna.

Tetapi sebenarnya, mereka hanya berlagak santai — seperti biasa. Para ahli mengatakan, jika seluruh kucing di dunia tiba-tiba mati justru akan timbul bencana.

Kucing, baik yang dipelihara maupun liar, terkesan hanya hidup bergantung pada makanan kita. Tetapi menurut Alan Beck, profesor kedokteran hewan di Universitas Purdue, kucing adalah predator ahli dengan keahlian berburu dan daya adaptasi yang cepat.

"Mereka jago memangsa binatang yang lebih kecil, dan dapat bertahan hidup walau mangsa mereka sudah menipis," kata Alan kepada Life's Little Mysteries, sebuah website turunan dari LiveScience, seperti yang dimuat di Yahoo! News.

Dan itulah sebabnya kita akan merasa kehilangan bila mereka semua tiba-tiba mati. Kucing berperan penting dalam membasmi hama tikus dan cecurut di ladang dan lumbung padi. Di India, kata Alan, kucing memegang faktor penting dalam keberhasilan panen.

Singkatnya, mungkin benar manusia memberi makan kucing. Tapi tanpa kucing, makanan buat manusia juga akan lebih sedikit.

Bila tiba-tiba tidak ada lagi kucing yang menghuni dunia ini, populasi hewan pengerat jelas akan meningkat. Seberapa drastis? Ini gambarannya:

Penelitian tahun 1997 di Inggris mengungkapkan, seekor kucing rumahan rata-rata membawa pulang 11 ekor hewan mati — tikus, burung, katak, dsb — dalam waktu enam bulan. Itu berarti 9 juta kucing membunuh hampir 200 juta binatang liar per tahun.

Sedangkan di Selandia Baru, sebuah penelitian tahun 1979 menemukan fakta bahwa ketika kucing di sana hampir punah, populasi tikus meningkat cepat sebesar empat kali lipat.

Ada efek samping lain. Di Selandia Baru, jika populasi tikus meningkat (karena tak ada kucing) maka populasi burung laut ikut menurun drastis. Sebabnya, tikus suka memangsa telur burung laut. Populasi pemangsa tikus (di luar kucing) juga akan meningkat.

"Semua spesies saling punya pengaruh," kata Alan.

Dan jangan lupakan sisi emosional yang akan dihadapi oleh manusia ketika seluruh kucing mati: "Di negara ini, banyak orang mencintai kucing. Memang yang memelihara anjing lebih banyak, tapi kucing lebih disukai buat dibelai-belai. Mereka mudah dirawat dan wajahnya ‘pedomorphic’ [menyerupai anak-anak].”

Sementara lebih banyak rumah yang memelihara anjing (38 persen) daripada yang memelihara kucing (34 persen), tetapi jumlah kucing peliharaan lebih banyak daripada anjing karena pemilik kucing memelihara lebih dari satu kucing. Kucing sebagai hewan peliharaan lebih disukai untuk dibelai, mudah perawatannya, dan wajahnya lebih pedomorphic (lebih seperti anak-anak)."

Sumber: http://id.berita.yahoo.com/jika-seluruh-kucing-di-dunia-tiba-tiba-mati.html Oleh Natalie Wolchover

Monday, February 6, 2012

Life is ....Jewels





Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,


“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.” (QS. Al-Baqarah: 45).


"Seek help in patience and prayer; and truly it is hard save for the humble-minded." (Al Baqara: 45)


“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153).


"O.. ye who believe! Seek help in steadfastness and prayer. Lo! Allah is with the steadfast." (Al Baqara: 153)


Thursday, February 2, 2012

Menanti...
Menunggu...
WAIT...
Wachten...
Warten...
Attendre...


suatu hal yang melelahkan dan membosankan bila lebih dari waktu yang telah ditentukan bersama dalam suatu kesepakatan ...




a laborious and tedious thing if it is over the allotted time  as it has picked together in an agreement ...










God Always Listening Always Understanding

God
Always
Listening
Always
Understanding....




Saturday, November 5, 2011

Bakso Raflesia Arnoldi / The giant - Raflesia Arnoldi meatball

Sulawesi - Celebes landscape in Taman Mini Indonesia Indah

Thursday, July 14, 2011

Taman Nasional Ujung Kulon, Pulau Peucang

Liburan Seru di Taman Nasional Ujung Kulon
Pulau Peucang, penuh kenangan!

Liburan sekolah adalah saat yang paling ditunggu-tunggu dan menyenangkan, tak hanya bagi para pelajar, begitu pula  bagi para gurunya.  Namun, waktu libur yang panjang akan terasa sangat membosankan bila tak diisi dengan hal-hal yang menyegarkan tubuh dan pikiran. Sebagian orang akan mengisinya dengan melakukan hal-hal yang mereka gemari atau berkunjung ke objek-objek wisata. Seperti halnya yang dilakukan para guru dan staf Sekolah, yang memilih berwisata bersama ke Taman Nasional Ujung Kulon yang terletak di provinsi Banten, pada 30 Juni – 2 Juli 2011 yang lalu. Wisata bersama ini ditujukan bukan hanya untuk menenangkan saraf-saraf yang tegang karena kerja lembur akhir tahun ajaran, tapi juga untuk lebih memperkuat rasa kekeluargaan diantara para guru dan karyawan.

‘Back to nature!’ menjadi salah satu alasanmemilih menyinggahi Pulau Peucang sebagai salah satu resort terbaik dan asri di area Taman Nasional Ujung Kulon, selain Pulau Handeuleum, Pulau Panaitan, Kalajaten dan Taman Jaya. Ujung Kulon dapat dicapai dengan melalui ruas tol Jakarta – Merak, lalu keluar menuju Anyer/Carita, dengan waktu tempuh normal dari Jakarta ± 4 jam. Setelah sampai di salah satu dermaga Carita, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan speedboat yang berkapasitas ± 6 orang dan dilengkapi dengan live vest dan radio panggil, dengan waktu tempuh normal selama ± 2 jam. Namun, saat itu cuaca mendung, diiringi pula dengan rinai hujan dan hembusan angin pantai utara, lautan pun menyambut rombongan wisata dengan tarian ombak yang sedikit tinggi dan keras, sehingga membutuhkan waktu ± 3,5 jam untuk mencapai dermaga Pulau Peucang. Selain itu, rombongan pun terpaksa menunda untuk menikmati indahnya pemandangan Selat Sunda bagian barat dan Tanjung Lesung yang terletak di pesisir Pulau Jawa bagian barat.

Setibanya di Pulau Peucang, rombongan pun disambut dengan eloknya pantai landai berpasir putih nan halus, keramahtamahan pengelola penginapan dan hamparan hijaunya padang rumput di depan penginapan yang dipenuhi pupuk organik dari para rusa, monyet, dan babi hutan yang berkeliaran di sekitar penginapan, yang seolah siap menemani rehat para pengunjung pulau. Setelah makan siang dan beristirahat sejenak, rombongan pun melanjutkan agenda perjalanan ke Cibom, Tanjung Layar dengan menggunakan speedboat. Lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki ± 1 jam dari dermaga singgah Cibom menuju Tanjung Layar, dimana terdapat bangunan mercusuar  tua dan penjara bawah tanah yang bersejarah, sisa peninggalan Belanda. Selain itu, Tanjung Layar juga menyajikan pemandangan yang menakjubkan dari batu-batu karang dengan latar belakang Samudera Hindia sampai hamparan padang rumput hijau yang dihiasi magic mushroom, tempat para banteng Jawa liar bermain dan merumput.

Hari berikutnya, rombongan menyusuri hutan tadah hujan di sekitar Pulau Peucang dengan tujuan akhir objek wisata pantai Karang Copong, yang ditempuh selama ± 1,5 jam. Dinamakan Karang Copong karena karang besar tersebut berlubang (Sunda: copong) ditengahnya. Sepanjang jalan melintasi hutan, dapat dijumpai pepohonan besar dan tinggi seolah ingin menggapai langit, tumbuhan perdu seperti belimbing wuluh dan bayam hutan, beberapa tumbuhan langka dan unik seperti mahoni, cijahe, merbau, kihujan, ficus atau ara pencekik yang meliukkan tubuhnya di batang inangnya seperti ular yang sedang melilit mangsanya, parahalar, bungur, cerlang, Baringtonia asiatica sp., jamur kayu yang tumbuh bak bunga yang sedang mekar, dan kepel yang berbuah di sepanjang batang tubuh pohonnya. Selain itu, tampak juga beberapa rusa hutan, sarang lebah hutan, dan burung merak liar. Sesampainya di pantai Karang Copong, rombongan menikmati syahdunya deburan ombak dan nyanyian rangkong (hornbill) yang saling bersahutan sambil memungut beberapa sisa rumah kerang dan siput serta sisa bunga karang yang sudah mati.

Setelah puas dengan keasrian pantai Karang Copong, tak lengkap rasanya bila belum menikmati keindahan alam bawah laut di sekitar pantai semenanjung Ujung Kulon dengan snorkeling. Tampak bunga karang-bunga karang besar dan ikan-ikan unik beraneka warna dan bentuk, seperti ikan badut (clown fish), ikan singa (lion fish), ikan kupu (butterfly fish), ikan tembang, ikan gerong, dan ikan semi barakuda. Kemudian, rombongan bertandang sejenak ke Cidaun yang disebut sebagai ladang pengembalaan liar. Disana dapat disaksikan beberapa ekor burung merak dan sekawanan banteng liar betina yang warnanya berbeda dengan banteng jantan. Banteng betina memiliki warna seperti lembu atau kerbau, yaitu coklat muda, sementara banteng jantan berwana hitam gelap.

Tak terasa, tibalah saatnya, di hari ketiga, rombongan bertolak meninggalkan Pulau Peucang untuk kembali ke Jakarta. Alhamdulillah, saat bersauh pulang, cuaca cerah, angin berhembus sedang dan ombak pun berdebur pelan, sehingga rombongan pun dapat menikmati jelitanya Selat Sunda dan pesisir Tanjung Lesung di area semenanjung Taman Nasional Ujung Kulon. Pantai yang landai dan tenang dengan pasir putih nan halus dan gradasi warna laut kehijaun, biru hingga biru tua sangat jernih yang menandakan kedalaman laut dan kedalaman ilmu-Nya, dikelilingi oleh hutan nan hijau, masih terus terbanyang dan terkenang. Diharapkan setelah wisata alam tersebut, keilmuan dari membaca ayat-ayat Allah yang tertera di alam dan rasa syukur terhadap keagungan Yang Maha Kuasa dapat bertambah, sehingga bisa memperteguh tekad untuk melakukan tindakan nyata pelestarian alam di lingkungan sekitar. “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”. Tunggu apalagi? Think globally, act locally! Nuki/072011.

Sumber: Pulau Peucang, Pemandu (Ahmad Lampung, Bambang Sobari dan Iman Sadiman), dan Ranger (M.Sakri).

Ujung Kulon National Park, Peucang Island

Peucang Island, full of memories!

School holiday is the most awaited and exciting moment, not only for students, as well as for teachers. However, long vacation time would be very boring if they are not filled with things that refresh the body and soul. Some people will charge it by doing the things they like or visiting some tourism objects. Just as the teachers and staff of the school (one of the schools in South Jakarta), who chose to have a travel together to the Ujung Kulon National Park, which is located in Banten province, on 30 June to 2 July 2011. Togetherness in this vacation was intended not only to calm nerves strained by the end of the school year working overtime, but also to further strengthen the sense of family among the teachers and employees of the school.

'Back to nature!’, became one of the reasons of the school laid over in Peucang Island, as it is one of the best and beautiful resorts in the area of ​​Ujung Kulon National Park, as well Handeuleum Island, Panaitan Island, Kalajaten and Taman Jaya. It took a toll road through Jakarta - Merak, and then went out to Anyer / Carita, with the normal travel time from Jakarta ± 4 hours. After arriving at the Carita port, proceeded by using speedboats with a capacity of ± 6 persons in each speedboat and equipped with a live vest and a radio call, with the normal travel time for ± 2 hours. However, the weather was cloudy, also accompanied by rain and wind gusts north coast, the sea also welcomed the tour group of the school with a little dances waves high and hard, so it takes ± 3.5 hours to reach the harbor of Peucang. In addition, the group was forced to postpone enjoying the beautiful views of the western part of the Sunda Strait and Tanjung Lesung located on the west coast of Java Island.

Arriving on the Peucang Island, entourage were welcomed with gently sloping fine white-sand beaches, lodging and hospitality managers and the green expanse of grassland in front of the inn, that was filled with organic fertilizer from the deer, monkeys, and wild boar that roam around the inn, who seemed ready to accompanied visitors break in the island. After lunch and rest for a moment, the school entourage continued the journey to Cibom, Tanjung Layar using speedboats. Then proceeding on foot from the Cibom pier ± 1 hour to Tanjung Layar, where there was an old lighthouse building and historic dungeons remnants of the Netherlands. In addition, Tanjung Layar presents stunning views of the rocks with a backdrop of the Indian Ocean to the expanse of green meadow adorned with magic mushrooms, where the wild bull of Java like to play and graze.

The next day, the group down the rain forest around the island with the ultimate goal was the attractive of Karang Copong, taken at about ± 1.5 hours. Karang Copong named because of the hollow (Sundanese: copong) in the middle. Along the road through the forest, can be found a large and tall trees as if to reach heaven, herbaceous plant such as belimbing wuluh and spinach forest, some rare and unique plants such as mahogany, cijahe, merbau, kihujan, ficus or fig strangler which contort its body in the trunk of its host as snake was wrapped around its prey, parahalar, bungur, luminous, Baringtonia asiatica sp., wood fungus that grows like a flower blooming, and kepel fruitful along the tree trunk. In addition, it appears also some deer herds, honeycomb forests, and wild peacocks. Arriving at the beach Karang Copong, the group enjoyed the waves and beautiful singing of hornbill which shouted to each other, picked up some the rest of seashells and snails as well as the rest of the dead sponges.

Once satisfied with the beauty of Karang Copong beach, felt incomplete, until had been enjoying the natural beauty of the underwater around the Ujung Kulon peninsula beach by snorkeling. It displayed sponges and fishes of various colors and unique shapes, such as clown fish, lion fish, butterfly fish, tembang fish, gerong fish, and semi barracuda fish. Then, the entourage, for a moment, visited Cidaun called wild grazing fields. There could be witnessed some of the wild peacocks and a herd of wild bison females whose color is different from a bull. Bull female has a color such as oxen or buffaloes, which is brown, while male has black and darker colored.

Nothing to lose, it's time, on the third day, the entourage departed to leave Peucang to return to Jakarta. Alhamdulillah, now anchored home, it was sunny weather, the wind blew and the waves crashed gently, so the group could get pleasure from the nice view of Sunda Strait and coastal peninsula area of Tanjung Lesung in Ujung Kulon National Park. A sloping beach with white sand and quiet and smooth color gradations, the greenish sea, blue to dark blue indicates very clearly the depth of the sea and the depth of Allah’s knowledge, surrounded by forest green, still pictured and remembered. Expected after this natural tour, the knowledge of reading the verses listed on the nature of God and gratitude to the majesty of the Almighty can be increased, so that could bolster the resolve to take real action on environment conservation. "Which favors of your Lord that ye deny?". What should be waiting for? Think globally, act locally! (LuckyNuki/072011).

Sources: Peucang Island, Guides (Ahmad Lampung, Bambang Sobari and Iman Sadiman), and a ranger (M. Sakri). Simak
Baca secara fonetik
Kamus

Saturday, June 18, 2011

Sanksi Meninggalkan Sholat

Rasulullah SAW. bersabda, "Barangsiapa menjaga shalat, niscaya di muliakan oleh Allah dengan lima kemuliaan" :
  1. Allah menghilangkan kesempitan hidupnya
  2. Allah hilangkan siksa kubur darinya
  3. Allah akan memberikan buku catatan amalnya dengan tangan kanannya
  4. Dia akan melewati jembatan (Shirat) bagaikan kilat
  5. Akan masuk syurga tanpa hisab
Dan barangsiapa yang menyepelekan shalat, niscaya Allah akan mengazabnya dengan lima belas siksaan ; enam siksa di dunia, tiga siksaan ketika mati, tiga siksaan ketika masuk liang kubur dan tiga siksaan ketika bertemu dengan Tuhannya (akhirat).
Adapun siksa di dunia adalah :
  1. Dicabut keberkahan umurnya
  2. Dihapus tanda orang saleh dari wajahnya
  3. Setiap amal yang dikerjakan, tidak diberi pahala oleh Allah
  4. Tidak diterima do'anya
  5. Tidak termasuk bagian dari do'anya orang-orang saleh
  6. Keluar ruhnya (mati) tanpa membawa iman
Adapun siksa ketika akan mati :
  1. Mati dalam keadaan hina
  2. Mati dalam keadaan lapar
  3. Mati dalam keadaan haus, yang seandainya diberikan semua air laut tidak akan menghilangkan rasa hausnya
Adapun siksa kubur :
  1. Allah menyempitkan liang kuburnya sehingga bersilang tulang rusuknya
  2. Tubuhnya dipanggang di atas bara api siang dan malam
  3. Dalam kuburnya terdapat ular yang bernama Suja'ul Aqro' yang akan menerkamnya karena menyia-nyiakan shalat. Ular itu akan menyiksanya, yang lamanya sesuai dengan waktu shalat
Adapun siksa yang menimpanya waktu bertemu dengan Tuhan:
  1. Apabila langit telah terbuka, maka malaikat datang kepadanya dengan membawa rantai. Panjang rantai tsb. tujuh hasta. Rantai itu digantungkan ke leher orang tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari duburnya. Lalu malaikat mengumumkan : 'Ini adalah balasan orang yang menyepelekan perintah Allah'. Ibnu Abbas r.a berkata, 'seandainya lingkaran rantai itu jatuh ke bumi pasti dapat membakar bumi'.
  2. Allah tidak memandangnya dengan pandangan kasih sayang-Nya Allah tidak mensucikannya dan baginya siksa yang pedih.
  3. Menjadi hitam pada hari kiamat wajah orang yang meninggalkan shalat, dan sesungguhnya dalam neraka Jahannam terdapat jurang yang disebut "Lam-lam". Di dalamnya terdapat banyak ular, setiap ular itu sebesar leher unta, panjangnya sepanjang perjalanan sebulan. Ular itu menyengat orang yang meninggalkan shalat sampai mendidih bisanya dalam tubuh orang itu selama tujuh puluh tahun kemudian membusuk dagingnya.

(Risalah As Sayyid Ahmad Dahlan) Hafidz Al Mundziri, terjemah kitab At Targhiib wat Tarhiib, hal 32)